Pilih Alat Tradisional Atau Pentab
iklan
iklan
Seringkali di dalam beberapa grup menggambar tatkala member memposting sebuah gambar yang begitu bagus dan rapih, baik itu dalam hal proporsi, warna, dllnya. selalu ada sebuah komentar seperti "keren, gambarnya pake apa? pake pentab ya?" atau "digital ya gan" atau komentar-komentar sejenisnya. Sebagai orang yang pernah menggunakan alat tradisional maupun modern seperti pentab, saya sering geli melihat komentar seperti itu, mengapa? ya karena sebenarnya dengan menggunakan pentab gambar kalian tidak akan menjadi lebih bagus atau tiba-tiba menjadi bagus karena sebenarnya yang membuat gambar menjadi bagus bukanlah alatnya melainkan skill dari sesorang, jika skill gambar memang sudah bagus, alat apa saja yang digunakan tidak akan jadi masalah, paling hanya memerlukan sedikit waktu untuk adaptasi. Berbeda dengan sesorang yang ternyata skill gambarnya pas-pasan mau di kasih pentab atau cintiq tetap aja gambarnya standar bahkan di bawah standar karena menggunakan alat modern seperti itu tidak semudah seperti yang dibayangkan, contohnya saya.
Lalu apa gunanya dong membeli pentab? atau apa bedanya dong memakai alat tradisional dan modern?
Sepertinya untuk jawaban pada pertanyaan ini setiap orang mempunyai pandangannya masing-masing. Namun, kalau menurut saya pentab atau alat modern sebenarnya hanya untuk memudahkan illustrator dalam berkarya. Misalnya dengan menggunakan pentab, cintiq atau alat sejenisnya si Illustrator tidak perlu lagi menggunakan penghapus, pena, kertas yang sebenarnya penggunaan penghapus dan teman-temannya cukup ribet juga. Lalu dibanding dari sisi biaya, sebenarnya menggunakan alat modern jadinya lebih murah, walau mahal di awal jika dibandingkan dengan menggunakan alat tradisional dimana kita harus membeli pena, tinta, penghapus, kertas, corak/screentone dll secara terus menerus ketika bahan gambar kita habis berbeda dengan menggunakan alat modern seperti pentab yang mempunyai umur panjang hingga 3-5 tahun kedepan.
Tapi ada juga yang menganggap menggunakan alat tradisional lebih mudah dan simpel, dan rasanya lebih gimana gitu, lebih gimana ya, ya susah dijelaskan dengan kata-kata, kalau istilah maddog sih lebih greget, hahaha...
Selain itu, jika kalian sudah terbisa menggunakan alat tradisional kemudian ingin beralih menggunakan alat modern pentab, maka akan butuh penyusaian yang akan membutuhkan waktu, sama seperti ketika kalian baru belajar menggambar tapi ini di tingkat yang berbeda. Jika biasanya kita menggambar menggunakan kertas, saat menggores tinta pandangan mata dan gerakan tangan langsung menuju kertas dimana sinkronisasi akan menjadi lebih mudah, berbeda saat kalian menggunakan pentab dimana gerakan dan pandangan mata berbeda, karena mata kita langsung menghadap layar komputer yang menyebabkan sinkronisasi di otak akan menjadi lebih sulit dan butuh beberapa percobaan dan waktu untuk beradaptasi dengan baik. Beda lagi jika alat modern itu sekelas cintiq, dimana kita langsung menggambar di layar kaca atau lcdnya sama seperti saat kita menggambar di kertas, wah rasanya pasti mantap. Saya sendiri belum pernah coba sih, maklum harganya bisa di atas harga sepeda motor, hahahah...
Terlepas dari itu semua, semua tergantung kebiasaan dan mana yang lebih enak digunakan dan itu semua tergantung kalian. Tapi yang perlu diingat adalah dengan menggunakan alat mahal tidak lantas membuat gambar kalian menjadi bagus, untuk membuat gambar menjadi bagus, membutuhkan skill yang mumpuni dimana untuk mencapai semua itu diperlukan ketekunan dan konsistensi yang tinggi.
Jadi untuk meningkatkan kualitas gambar kamu, jangan pernah menyerah, terus belajar dan tetap konsisten. Semangat!
Berikut gambar-gambar yang menggunakan alat gambar tradisional
Manga Platinum Karya Obata Tsugumi ft Obata Takeshi |
Manga Platinum Karya Obata Tsugumi ft Obata Takeshi |
One Piece Karya Eiichiro Oda |
One Piece Karya Eiichiro Oda |
Dan berikut Illustrasi yang menggunakan alat Modern
Digital Illustrasion |
Digital Illustasion Karya Dreamworm |
Me Vs Big Slacker Baby Karya Annisa Nisfihani |
Me Vs Big Slacker Baby Karya Annisa Nisfihani |
UQ Holder! Karya Akamatsu Ken |
iklan